Buku The Tarix Jabrix 2

Author: beny (bendotz) / Label: , , , ,

Setelah Filmnya laris Manis dipasaran, Kini The Tarix Jabrix 2 telah dirilis dalam bentuk buku Novel. Dan kalian sekarang sudah bisa membelinya di Toko Buku terdekat.

Berikit Resensi dari Novel yang bergenre Humor tersebut.
ISBN : 9789792438598
Rilis : 2009
Halaman : 0
Penerbit : Bentang Pustaka
Bahasa : Indonesia
Penilaian Editor : belum dirating
Penilaian Pembaca : belum dirating
Harga : Rp. 33.000

Sinopsis

Dadang. Da ... dang Begadang. Da ... Dadang Ha ... reudang, Da ... Dadang Solihin, Da ... dang Sumedang. Sampai habis nama berabjad D, nama Dadang tak muncul juga meski dia sudah mempertajam matanya dengan model night-vision dilengkapi infra-red untuk melihat akurasi nama pada daftar.

The Tarix Jabrix sedang dilema. Nama mereka tidak ada dalam daftar calon mahasiswa perguruan tinggi negeri. Mereka akhirnya memutuskan untuk tinggalkan Bandung. Tujuan mereka jelas: Jakarta. Alasannya pun terang-benderang: kuliah.

Namun, ternyata semua tak seindah dulu. Ciko, Coki, Cacing, dan Mulder harus berpisah dengan sobat mereka, Dadang Modif. Dadang terpaksa tinggal di Bandung karena harus bantu bapaknya urus bengkel. Sedikit demi sedikit, geng The Tarix Jabrix mulai merasa terlalu banyak melanggar kode etik per-Jabrix-an. Dimulai dengan menjual motor Ciko, Coki, dan Cacing untuk membeli VW Combi. Masa geng motor naiknya mobil?

Belum selesai satu persoalan, muncul persoalan lain. Mereka harus memecahkan misteri penculikan seorang bocah perempuan. Tuntutannya sangat klise, meminta tebusan uang. Namun, jejak yang ditinggalkan alangkah ajaibnya: sebuah helm yang dikenakan oleh penjual gorengan. Misteri semacam ini pastilah tidak akan bisa dipecahkan hanya dengan cara ronda keliling kompleks yang sudah dijaga satpam. Sepakat?.

Mending Olahraga dari pada Tidur

Seragam ketat yang dikenakan oleh para personel T.C (The Changcuters) memang tampak pas dengan tubuh langsing mereka. Kesukaan kang Tria, Dipa, Erick, Alda, dan Qibil berolahraga, sedikit banyak ikut membuat tubuh mereka tetap jauh dari kegemukan.

Diakui kang Dipa, ia dan keempat temannya tersebut bahkan selalu mengisi waktu luang dengan berolahraga, ketika mereka berada di hotel untuk pekerjaan. "Biasanya, kalau di hotel ada tempat fitnes, kami selalu ke sana untuk mengisi waktu. Treadmill, sepeda, dan sit up sekitar 30 menit, untuk menyegarkan badan juga," cerita Agent Roy saat ditemui di Ancol, Jakarta Utara. Bagi Agent Roy dan Agent-agent lainya, hal itu lebih menyenangkan dan menguntungkan ketimbang bermalas-malasan di dalam kamar hotel sambil menunggu waktu naik ke atas pentas.

Menurut kang Tria, ia dan rekan-rekannya doyan berbagai jenis olahraga. "Hampir semua olahraga kami suka. Cuma, gue enggak bisa main bola. Gue lebih ke olahraga atletik," aku Tria. Sebaliknya, keempat rekannya gemar bermain sepakbola.

Untuk mengisi liburan di awal 2009, Changcuters khusus meluangkan waktu untuk berolahraga outbond, yang tidak hanya melemaskan otot-otot yang kencang usai manggung di penghujung tahun, tapi juga memacu adrenalin. "Ini untuk menunjukkan, walaupun kurus, kami tetap bertenaga. Bukan cuma butuh keberanian, melainkan juga teknik. Olahraga seperti ini bagus untuk melatih konsentrasi," kata si GARANG.

"The Changcuters" Sempat Trauma Karena Pesawat

Author: beny (bendotz) / Label: ,

"The Changcuters" Sempat Trauma Karena Pesawat

Lepas dari kejadian naas yang sempat menghantui, saat berada dalam pesawat Merpati yang lepas ban dan harus mendarat darurat, ternyata membuat para personel The Changcuters sempat merasa shock dan trauma.

"Ya jangan salah terbang deh, dan banyak-banyak doa aja, kalau trauma ada sih, jadi mendingan ikutin prosedur aja, kalau sekarang pengennya cepet-cepet landing aja," ujar bassist The Changcuters, Dipa.

Komentar Dipa yang juga ditemani oleh para personel The Changcuters lainnya juga diiyakan oleh sang frontman, Tria.

"Ini kejadian pertama dan mudah-mudahan yang terakhir, mendingan naik wahana di Dufan," ujar Tria sambil tertawa. Maklum, mereka bermain di Wahana Dufan saja pada takut dengan ketinggian, apalagi sampe' naik pesawat muter-muter diatas.

The Changcuters yang sedang melakukan perjalanan roadshow ke Papua pada 6 Juli lalu, terpaksa harus transit di Biak, karena pesawat Merpati yang mereka tumpangi mengalami kerusakan ban.

"Sempet sport jantung, rada kaget, waktu itu jam 07.40 WIT, tanggal 6 juli dan transit di kota Biak, karena ban pesawatnya copot dan kita sudah sempat terbang dan melakukan pendaratan darurat di Biak, tapi sempet kaget pas turun tuh ada ambulance, polisi dan tim SAR," papar Dipa.

The Changcuters Tanggapi tentang lagu ILYB yang dianggap Plagiat

The Changcuters memang sempat di isukan plagiat mengenai lagu-lagu karya mereka, dan kala itu lagu I LOVE YOU BIBEH, lagu dari album Mencoba Sukses Kembali ini dikatakan mirip dengan lagu Have You Ever Seen The Rain? dari Creedence Clearwater Revival (CCR).

Dan dalam Majalah Gadis edisi 19-29 juni 2009 di rubrik seleb, mereka membantah pernyataan tersebut. Pembelaan The Changcuters diwakili oleh Kang Tria.

“Apa lagu I Love You Beibeh mirip Have You Ever Seen The Rain? Hahaha… Emang mirip! Mau gimana? Jadi, ceritanya begini.. Awalnya, kami pengin bikin lagu ini dengan gaya R&B, tapi entah kenapa jadinya kayak begini. Dan saat selesai bikin lagu ini, kami semuanya mikir ‘kayak mirip lagu apa ya? Oh ya, mirip lagu Have You Ever Seen The Rain?!’ hahaha… Tapi ya udahlah, pokoknya saat bikin lagu ini, kami enggak punya niat atau keinginan untuk nyontek. Dan kami pun sebenarnya enggak pengen mengeluarkan pembelaan apapun terhadap siapapun. Cuma pengin bilang ke orang-orang yang menuduh kami plagiat bahwa mereka jangan cuma bisa kritik. Tapi lebih hebat lagi kalu bisa membuktikan bahwa mereka mampu membuat lagu yang lebih bagus! Namun, karena kejadian ini, kami jadi lebih hati-hati bikin aransemen di album ke dua. Yah, jadi pembelajaranlah.”, tandas cacing bro.

Pembelaan tersebut merupakan penegasan terhadap para sekumpulan orang-orang yang hanya bisa mengkritik yang sifatnya menjatuhkan, bukan kritik yang bersifat membangun. Komunitas seperti ini ada didalan jaringan pertemanan FACEBOOK, dan mereka membentuk Group yang hobinya adalah menjatuhkan band-band yang plagiat. Mungkin mereka hanyalah sekumpulan anak muda yang tidak punya kreasi dan inovasu dalam hidup mereka, jadi mereka hanya bisa mengkritik tanpa introspeksi diri.

The Changcuters Pantang Contek Lagu Orang

Author: beny (bendotz) / Label: , ,

The Changcuters Pantang Contek Lagu Orang

Banyak beberapai grup band dituding mencontek lagu dari musisi mancanegara. The Changcuters tidak mau seperti itu. Dalam membuat lagu, grup band ini sangat selektif dan jujur.

"Dari lagu nggak ada plagiat. Kita bikin lagu mengalir dan yang penting tidak membohongi diri sendiri," kata kang Qibil.

Band asal Bandung ini mengaku dalam berkarya mereka sangat mengedepankan kejujuran dalam bermusik. Mereka ingin membuat lagu yang memang merupakan hasil karya mereka sendiri.

Meski demikian, mereka tak ingin main hakim sendiri dalam menanggapi lagu-lagu band lain yang dituding mirip dengan lagu musisi luar negeri.

"Semua karya kalau mau disama-samain gampang. Tapi jangan langsung dituduh plagiat. Seniman kalau digituin down juga," ucap kang Tria.

Dalam berkarya, The Changcuters sangatlah mengedepankan kejujuran

The Changcuters dan The Hives

Author: beny (bendotz) / Label: ,

The Changcuters dulu ketika masih sering berseragam jaz sering di samakan dengan sebuah band asal swedia yaitu The Hives, Ketika mereka bersandang ke surabaya tahun lalu mereka membantahnya.

"Mirip The Hives? Bener gak bener, soalnya kita kurus semua, The Hives banyak yg gendut. Terus, The Hives bule tulen, kalo di kita ada yg mirip Tau Ming Tse cirebon, dan Dian Sastrowardiman, hehee,, Kalo musiknya?! Jauh atuh dari The Hives mah!!! Iya kan,,?!", Tandas kang Tria.



Mungkin kemiripan terlihat dari mereka yang sama-sama berseragam. The Hives pun selalu berseragam ketika dia manggung. Segi musikalitas pun agak mirip namun jauh, hanya beberapa lagu The Hives yang sealiran dengan The Changcuters.

The Changcuters VS The Dhangduters

Author: beny (bendotz) / Label: ,


The Dhangcuters, Band asal Kampung Pasar Purwodadi yang namanya diambil dari nama para penggemar musik dangdut. Jika kalian perhatikan namanya hampir mirip dengan The Changcuters, hanya pengubahan huruf dari C ke D. Tak hanya itu, masih banyak lagu kemiripanya.

Band yang beranggotakan Chun-cun (Vocal), Anang (Guitar I), Endhi (Guitar II), Coky (Basis), Herdi (Keyboard), Dhede (Drummer) sama-sama terbentuk bulan September dengan The Changcuters. The Dhangduters terbentuk pada 16 September 2008 Dan The Changcuters 19 September 2004.

Kemudian Judul lagu milik The Dhangduters adalah MISTERI CINTA, dan Album The Changcuters bertitle MISTERI KALAJENGKING HITAM.



Dari soal penampilan mereka dari segi fashion, band pop-rock Melayu ini mengingatkan kita kepada dandanan para pedangdut lama kawakan, Rhoma Irama dengan grup Soneta-nya dan A Rafiq. Berstyle juga ala The Changcuters.

Berbekal musik pop, rock dan cengkok melayu ditambah keluguan performance sebagai nilai jual setidaknya The Dhangduters dapat sedikit mengenyam kesuksesan ditengah trend melayu yang mewabah industri musik Indonesia. Dan mungkin The Dhangduters adalah "saingan" dari The Changcuters. Saingan bukan dari segi musikalitas, mungkin lebih tepatnya style dan Lawakan.

‘ THE TARIX JABRIX 2 ’
Secara film pertamanya hampir mencapai angka 1 juta penonton, pihak rumah produksi Starvision nggak kapok membuat sekuelnya. Mulai 2 Juli nanti, ‘The Tarix Jabrix’ akan rilis di seluruh bioskop Indonesia.


“Kami buat film kedua ini atas permohonan para penggemar. Mereka menyampaikan permintaannya melalui fax dan email,” ujar produser Starvision, Chand Parwez Servia, saat ditemui di Planet Hollywood Jakarta, Senin (29/6) malam.

Masih dibintangi The Changcuters, cerita yang diusung kali ini pastinya beda dari yang pertama. Kelima anggota The Tarix Jabrix, Cacing (Tria Changcut), Dadang (Erick Changcut), Mulder (Dipa Changcut), si kembar Ciko (Alda Changcut) dan Coki (Qibil Changcut), hijrah dari Bandung ke Jakarta.

Mereka udah lulus SMA dan mau melanjutkan kuliah di Jakarta. Karena merasakan kejamnya Ibukota, mereka terpaksa menjual motor dan menggantinya dengan mobil. Loh kok?!


Tapi, Mulder tetap setia dengan motor gedenya. Dari sini lah konflik di antara mereka mulai terjadi. Parahnya lagi, Mulder malah terlibat balapan liar. Belum lagi Ciko dan Coki yang sibuk dengan pacar kembar mereka.

Persahabatan The Tarix Jabrix benar-benar diuji. Gimana cara mereka mempertahankannya? Mending nonton aja kali ya! Para penggemar The Changcuters pastinya puas banget melihat aksi kocak idola mereka, selama hampir 100 menit.

Tapi, kalau boleh whatzups bandingin sama film yang pertama, komedi yang disuguhkan ‘The Tarix Jabrix 2’ nggak terlalu menggigit. Bisa dibilang terasa datar dan agak garing.

Kayaknya, nggak ada satu pun adegan yang bakal bikin penonton sampai tertawa terbahak-bahak. Dengan catatan, penonton itu bukan fans beratnya The Changcuters yah!


Kalau penasaran sama aksinya Tria Changcut cs., ya jangan sampai ketinggalan! Beberapa wajah baru juga ikut meramaikan ‘The Tarix Jabrix 2’. Sebut aja Joanne Alexandra, Ramon Y. Tungka, Judika, dan Duma Riris Silalahi.




sEbenErNya aPa se genRe The Changcuters iTu........

Author: beny (bendotz) / Label: ,

Sulit menggolongkan The Changcuters ke dalam sebuah genre tertentu yang mapan. Lagu-lagunya mengandung unsur disko retro, blues, hingga rock n roll dalam satu tarikan nafas. Maka, pada akhirnya The Changcuters lebih suka menamai musik mereka sebagai musik ala Changcuters. ''Kita bikin aliran sendiri saja. Namanya 'ala kita garasi rock n roll'. Ini gayanya kita,'' jelas Tria.
Disebut 'ala kita'--dalam bahasa Sunda kumaha urang wae--lantaran lagu-lagu mereka tak diciptakan semata-mata oleh satu personil, melainkan hasil keroyokan kelima anggota The Changcuters. Karena itulah, saat merangkai karya musik, lirik dibuat secara estafet.
Kalimat pertama bisa saja dibuat Tria, sementara kalimat lain dibuat personil lain. Atau, sebuah lagu yang dibuat Qibil bisa saja direvisi oleh rekan-rekannya. ''Mirip skripsi yang dosen pembimbingnya ada empat orang,'' ujar Tria sembari tertawa renyah.
Sedangkan kata 'garasi' berasal dari lokasi tempat para personil The Changcuters biasa mencipta lagu, yakni garasi, tepatnya kamar Qibil. Untuk kata 'rock n roll', kata Tria, mengandung makna lebih harfiah. 'Rock' berarti batu dan bersifat keras seperti halnya hidup. Untuk menyiasati kerasnya hidup, kata Tria, kita harus 'roll' yang artinya berguling. ''Maksudnya jalani hidup yang keras ini tanpa harus bersedih,'' ujarnya filosofis.
Dan, musik adalah refleksi--jika bukan simplifikasi--The Changcuters terhadap kehidupan. Pelbagai hal bisa menjadi inspirasi bagi karya-karya musiknya. Kebanyakan adalah tema-tema yang remeh: Dari konser musik hingga mode yang sedang nge-trend.
Dan, The Changcuters mengartikulasikannya lewat bahasa yang ringan dan catchy, jika bukan nakal, namun yang terpenting: Menggugah syaraf tawa. Hidup sudah ribet, buat apa dibikin ribet.

The Changcuters Band Peduli Fashion

Author: beny (bendotz) / Label: , , ,

The Changcuters Band Peduli Fashion

Sebelumnya sudah ada pembahasan tentang ini di dalam blog ini, dan kali ini dilanjutkan dengan versi berikutnya.

Selain jual suara, band-band baru juga pandai menjual penampilan. Mereka sadar, dengan dadanan yang unik, bandnya akan mudah dikenali, sekaligus jadi identitas diri.
The Changcuters, Niat Sebelum Terkenal.

Ketika belum terkenal seperti sekarang, personel Changcuters: Tria (vokal), Qibil (gitar), Alda (gitar), Dipa (bass) dan Erick (drum) punya kebiasaan menyaksikan pementasan grup band di kota Bandung. Menurut pengamatan mereka, rata-rata band tak punya selera berkostum yang baik, tak punya kekhasan dan cenderung tak kompak.

"Saya melihat penampilan mereka biasa-biasa saja. Kostumnya tak ada istimewanya. Jadi, saya dan teman-teman berpikir, kalau kami kelak punya grup band yang dikontrak dengan mayor label, kami akan perhatikan penampilan kami," cerita Tria.

Keinginan Changcuters untuk menjadi terkenal akhirnya terwujud. Begitu ada kesempatan untuk menelurkan album, mereka pun tak kalah sibuk mencari kostum menarik yang bakal menjadi ciri khas mereka kelak. Jaket kulit, celana ketat dan sepatu lancip akhirnya jadi identitas penampilan mereka.

"Saat kami menyiapkan album rekaman, kami juga sedang sibuk pilih-pilih nama band dan kostum. Apa yang dilihat sekarang adalah model keren ala Changcuters. Karena kami sendiri tak tahu, penampilan kami disebutnya apa," kata Tria lagi.

Kendati demikian, Tria mengakui penampilan Changcuters diilhami dari referensi fashion band-band tahun 70-an. Tapi mereka tak menjiplak seutuhnya. Mereka telah memberikan sentuhan atau aksen yang modis.

Sentuhan itu diwujudkan lewat ikat pinggang, dasi, jas sampai potongan rambut. "Tapi, di antara yang lain, Cuma saya saja yang berjambul. Yang lain berponi," sebut Tria sambil tertawa. Changcuters pun mempercayakan busananya digarap oleh penjahit biasa.

Changcuters yakin, penampilan sangat penting di samping lagu-lagu yang mereka nyanyikan. Buat mereka, perhatian orang pertama kali akan tertuju ke penampilan mereka, sebelum mengenal lebih jauh Changcuters.


Changcuters tak selamanya akan berkostum seperti sekarang. Biar tak bosan, kelak mereka akan berubah sesuai perjalanan waktu. "Karena mode itu selalu berputar. Tetapi kami harus punya ciri khas. Sekarang bercelana ketat, mungkin saja nanti ber-jeans. Yang penting tetap kompak seragam," cetus Tria. (Yetta Angelina, M Nizar)
tabloid nova

My muLtiPly

ben ben RANGER

jangan lupa daftar ya...